GENERATOR GAMBAR AI

Kalau kamu pakai Kapwing dengan akun Free, semua gambar AI bakal punya watermark. Setelah kamu upgrade ke akun Pro, watermark bakal hilang total dari karyamu.

Nggak, kamu nggak bisa pakai AI Image Generator Kapwing buat bikin gambar replika selebritis. Ini karena dua alasan utama:

1. Hak publikasi: Selebritis punya "hak publikasi", yang melindungi nama, gambar, dan kemiripan mereka dari penggunaan komersial tanpa izin
2. Hak cipta: Kalau gambar AI dibuat berdasarkan foto atau karya seni yang sudah punya hak cipta, ini bisa melanggar hak cipta pembuat aslinya

Iya, Gambar AI bisa dimonetisasi di YouTube, TikTok, Facebook, Instagram, dan saluran media sosial lainnya. Setiap jaringan media sosial punya aturan komunitas, undang-undang hak cipta, dan batasan platform tersendiri, jadi pastikan kamu membacanya biar paham betul soal kebijakan monetisasi. Tapi, sebagai pemegang lisensi gambar AI apa pun di Kapwing, kamu seharusnya bebas mengunggah dan memonetisasi konten.

Iya, kamu bisa menambahkan latar belakang, warna, gambar, dan logo bermerek ke gambar yang dihasilkan AI. Pertama, kamu perlu membuat gambar menggunakan AI. Selanjutnya, unggah branding yang kamu inginkan dan tambahkan ke timeline editing di bagian bawah layar. Untuk menghapus watermark branding Kapwing, kamu memerlukan langganan berbayar.

Kemajuan AI memang bikin banyak orang bingung dan was-was. Beberapa orang ragu-ragu buat pakai AI buat bantu pekerjaan, kayak ada lompatan teknologi yang tiba-tiba. Yang lain khawatir soal pengumpulan data. Tenang ya, Kapwing itu aman banget dan kami punya pedoman moderasi serta kebijakan etika yang super ketat. Kamu bisa baca lebih detail di Ketentuan Layanan dan Kebijakan Privasi kami.

Gambar yang dibuat AI umumnya tidak dilindungi hak cipta karena hukum hak cipta biasanya berlaku untuk karya yang dibuat manusia, bukan oleh mesin atau algoritma. Artinya, di sebagian besar yurisdiksi, kamu nggak bisa klaim hak cipta atas karya seni yang sepenuhnya dibuat AI. Begitu juga, saat pakai pembuat gambar AI, penting banget buat menghormati hak cipta seniman lain, terutama kalau kamu lagi nyoba meniru gaya atau estetika artistik tertentu, soalnya ini bisa bikin masalah hukum

Prompt gambar terbaik itu jelas, detail, dan tepat sasaran. Prompt yang keren harus punya detail tentang subjek, gaya, pencahayaan, dan suasana biar AI bisa bikin gambar yang kece dan akurat. Kalo kamu tambahin medium seni (misalnya "lukisan minyak," "ilustrasi digital") atau tingkat realisme (misalnya "hyper-realistis," "gaya kartun"), hasilnya bakal makin oke!

Yuk, susun promptmu kayak gini:

• Subjek: Apa yang bakal ada di gambar?
• Gaya/Medium: Mau pake gaya atau medium seni apa?
• Pencahayaan & Suasana: Mau bikin suasana atau setting gimana?

Contoh Prompt:

• "Potret hyper-realistis seekor anjing golden retriever yang duduk di taman yang terkena sinar matahari, difoto dengan kamera DSLR."
• "Kota cyberpunk futuristis di malam hari, lampu neon berkilau memantul di jalanan basah, dalam gaya konsep seni digital."
• "Lukisan cat air pondok yang nyaman di hutan, dikelilingi daun-daun musim gugur."

Setelah nyobain contoh-contoh ini, ayo bikin promptmu sendiri di pembuat gambar Kapwing biar bisa explore kreativitasmu sepuasnya!

Alat AI Kapwing secara default membuat gambar dengan rasio 1:1 (1080 x 1080 piksel). Untuk mengubah ukuran gambar, kamu bisa pakai fitur 'Magic Fill' di toolbar sebelah kanan di bagian 'Edit'. Alat ini memperluas latar belakang gambarmu agar sesuai dengan rasio aspek yang kamu pilih sambil tetap menjaga konteks asli gambar.

Oke, Generator AI Kapwing bisa menangani detail manusia dan teks yang rumit, dan kalau hasilnya kurang tepat, kamu bisa mengubah prompt dan bikin gambar ulang. Tapi, ada beberapa alasan kenapa generator gambar AI kadang bikin visual yang agak aneh, terutama di bagian seperti tangan, gigi, jari, dan teks:

• Kompleksitas fitur: Tangan, jari, dan gigi itu super detail dan bentuknya beragam banget, jadi susah buat AI buat meniru dengan tepat
• Keterbatasan data latihan: Model AI dilatih pakai kumpulan data besar, yang mungkin nggak selalu punya cukup contoh berkualitas tinggi dari fitur rumit, jadinya hasilnya bisa jadi terdistorsi atau nggak realistis
• Tantangan rendering teks: Model AI biasanya nggak dirancang buat sepenuhnya paham bahasa tertulis, makanya teks yang dihasilkan bisa terlihat berantakan atau nggak masuk akal
• Fokus rendering: AI sering mementingkan bentuk dan komposisi keseluruhan dibanding detail halus, yang bisa bikin fitur kayak tangan dan gigi terlihat kurang presisi